Selasa, 12 Mei 2009

Dilema E-learning

Kini dunia pendidikan berhubungan sangat erat dengan internet, siswa – siswa khususnya siswa SMK telah menjadikan internet sebagai bagian dari kehidupan kesehariannya. Karena dengan internet siswa dapat mendapatkan informasi dari dunia manapun dan dengan biaya yang relative murah, dengan berbagai kemudahan tersebut siswa bisa banyak belajar dari beberapa situs yang ada di dalamnya. Misalnya saja ketika siswa tidak memahami suatu materi yang diajarkan oleh gurunya, atau bahkan si siswa ingin memperdalam suatu ilmu ayng tidak didapatkan di bangku sekolah, dia akan segera mencari informasi di dalam internet. Asalkan ada kemauan, hanya dengan mengetikan kata kunci pada mesin pencari, maka sederetan judul artikel yang berkaitan dengan materi yang bersangkutan akan dipampangkan. Maka dengan demikian, pengasaan informasi anak-anak kita akan lebih mendalam. Sehingga tidak mengherankan sekarang jika seorang siswa lebih pintar daripada gurunya seperti pepatah jawa “kebo nyusu gudel”


Yang menjadi pertanyaan besar bagi kita adalah mampukah guru – guru kita mengimbangi perkembangan pesat dari para siswa jaman sekarang padahal berdasarkan opini bahwa 90% guru gagap teknologi. Mampukah seorang guru menghadapi perkembangan informasi yang sangat pesat ini jika dia hanya menguasai suatu ilmu yang statis saja???  
Padahal peran guru adalah sebagai fasilitator dari siswa jika pengetahuan guru hanya terbatas hal ni tentu saja sangat menghalangi kreativitas siswa.

Fenomena ini menjadi suatu tugas basar bagi kita bersama untuk menanggulangi guru-guru yang gagap teknologi. Karena dengan kenyataan yang demikian alangkah ironisnya pendidikan kita ini. Sebab ditengah didengungkannya pembelajaran interaktif (e-learning) yang juga harus melibatkan guru-gurunya dalam bidang studi apapun, namun gurunya sendiri tidak pernah sedikitpun menjamah teknologi informasi tersebut. 

PR besar yang harus dilakukan adalah menanamkan arti pentingnya teknologi informasi dikalangan pendidikan khususnya para guru, sulit memangkarena hal ini tersandung beberapa kendala baik internal (kesibukan guru dan rendahnya motivasi ) maupun eksternal (seperti ketersediaan akses internet dan waktu pelatihannya sendiri). Namun demikian keharusan mendorong siswa kearah kreatif harus didukung oleh guru-gurunya sendiri. Untuk itu peranan para guru sangat dibutuhkan demi keseimbangan penguasaan dan pengemasan informasi yang bakal dihadapkan pada siswanya. Karena ada kemungkinan siswa telah memahami lebih jauh satu persoalan dari pada gurunya. 

Kendala internal dan eksternal tersebut sebenarnya hanyalah sebuah “pembenaran” untuk tidak melakukan hal-hal yang dibutuhkan. Artinya, berpatokan pada peribahasa “dimana ada kemauan disitu ada jalan” kita memang harus mempersiapkan diri menyongsong era baru dalam berkomunikasi dengan berbagai informasi yang ada. 

Menggagas kembali kata kunci dalam uraian ini yakni kegagapan para guru dalam teknologi informasi, nampaknya harus dibentuk satu kesepakatan yang diagendakan untuk sama-sama saling mengisi antara orang yang berkecimpung dalam dunia TI (guru KKPI) dan guru mata diklat lainnya dalam mengemas media pendidikan yang telah beralih formatnya kedalam media e-learning (komputerisasi). Berangkat dari hal tersebut nampaknya kita harus ingat sebuah pesan Nabi Muhammad SAW “ Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan jamannya dan bukan jaman mu ”. 

semoga tulisan ini dapat digunakan sebagai wacana kita bersama dan semoga bermanfaat 



0 komentar: